Kelas Fantasi

by 11/25/2012 09:01:00 AM 0 komentar
Bandung, Juli 2012.

Aku sudah berstatus murid kelas delapan. Rasanya senang, namun juga sedih.
Aku senang karena aku naik kelas dengan nilai yang bagus, sedih karena apakah kelas 7A akan masih bersatu atau dipecah?

Dari awal pikiranku saja sudah diduga kalau kelas akan dipecah dan disebar ke kelas lain. Bukan dari saat kenaikan, aku dan lainnya di 7A sudah memikirkan hal itu sejak awal semester dua. Ketika itu teman dari kelas lain mengatakan kelas kami akan benar-benar dipecah. Ah...

Ternyata dugaanku benar, Sharen memberitahu bahwa aku dan sebagian lain masuk kelas 8B. Aku coba tanya Galih, atau Lerisa. Mereka masuk 8A. Aku tanya Adam, Aldi, dan Ramdani. Mereka masuk 8F.

Aku merutuk dalam hati, kenapa kelasnya dipecah? Alasannya apa? Apa mungkin karena gosip saat itu waktu 7A sempat bermasalah sama kakak kelas? Entahlah.

*********

Suasana hari ini terasa mendung. Otakku masih berputar-putar mengingat pengumuman itu. Aku mencoba menyembunyikan perasaan kecut itu dengan candaan dan senyuman di depan adik kelas yang hendak di MOS. Saat ini aku adalah anggota OSIS, aku ditugaskan di kelas 7J, kelas yang mendadak muncul ketika H-1 MOS.

Ya Tuhan, kenapa ini harus terjadi di saat yang tidak tepat? Apa Engkau sudah takdirkan sebelumnya?
 
Mendadak ingatanku tertuju pada suatu kejadian di dalam angkot, ketika itu ada kakak kelas berteriak. Aku masih ingat kalimatnya.

"Nab, gak kerasa kita udah kelas sembilan lagi. Setahun kok rasanya cepet banget."
"Iya, Syif. Kangen beraaaaat..."

Mendengar kalimat itu saja sudah bikin pikiran melayang kemana-mana. Kalau sekarang ada orang disampingku, pasti sudah aku cekik saking frustasasinya.

Karena omongan itu tidak akan bisa terbukti di kehidupanku, mungkin dengan yang lainnya.
*********

Kutatap daftar nama murid 8B, dan ternyata... Oh My, banyak nama-nama yang aku benci. Dibenci karena perilaku mereka saat kelas tujuh. Apalagi ada salah satu nama yang paling aku tidak suka. Aku tidak akan sebutkan. Seperti yang dikatakan oleh guru: Kesan pertama adalah penentu hari-hari selanjutnya.

Tapi ada juga nama anak yang lumayan baik, sebagian ada yang bisa diajak ngobrol. Oke, sekarang mulai tidak terlalu buruk.

Aku mencoba berteman dengan orang yang aku kenal terlebih dahulu. Maksudnya, lebih mendekati serta mendalami satu sama lain. Lalu aku mengamati anak-anak nakal, ternyata  mereka tidak seburuk yang aku ekspetasikan sebelumnya. Justru dengan perbedaan karakter dari setiap orang, kelas 8B diibaratkan sebagai puzzle yang saling melengkapi.

Beberapa waktu kemudian aku mulai bisa beradaptasi dengan dunia baru ini. Dan aku mulai membenarkan anggapan kakak kelas itu.

*********

Sekarang

Tidak bermaksud munafik atau apapun, tapi aku memang menyukai kelas delapan. Mulai dari gurunya, suasananya, sampai teman-teman yang, aku tidak bisa menjelaskannya. Speechless.

Tak terasa tinggal satu semester lagi dengan kalian semua. Lewat kalian aku mendapat pelajaran paling berharga dalam hidup.

Jangan melihat sesuatu hanya dari tampang depan. Coba dekati, dan perdalam. Siapa tahu belum tentu anggapan orang terhadap sesuatu itu benar adanya.

Semoga dengan tulisan ini kalian semua dapat merasakan hal yang sama :)

0 komentar:

Posting Komentar